Keamanan Sistem Komputer : Perkuliahan 6



PERKULIAHAN 6 ( 23 OKTOBER 2020 )

MATA KULIAH : KEAMANAN SISTEM KOMPUTER C31040319

DOSEN            : DESI ROSE HERTINA, S.T., M.KOM.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Assalamualaikum teman-teman, perkenalkan nama saya Muhamad Ramdhani, biasa dipanggil Dhani, NIM 201931067. Saya berasal dari Tangerang, tepatnya di Kec. Pakuhaji, Kab. Tangerang, Prov. Banten. Saya adalah Mahasiswa jurusan S1 Teknik Informatika di Institut Teknologi PLN, saya sekarang sudah di semester 3, tahun ajaran 2020/2021.

Pada postingan kali ini, kita akan membahas salah satu materi dari matkul Keamanan Sistem Komputer, yaitu  KRIPTOGRAFI.

Ok….Langsung saja, dari pada kita penasaran cuss meluncurrr….

 

 KRIPTOGRAFI


Pengertian Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dengan memadukan dua kata, yaitu kryptos dan graphein. Kryptos berarti tersembunyi atau rahasia, sedangkan graphein memiliki arti menulis. Makna kriptografi secara harfiah ialah menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan-pesan yang perlu dijaga kerahasiaannya yakni dengan teknik enkripsi naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.

 

Sejarah Kriptografi

Sejarah penulisan rahasia tertua dapat ditemukan pada peradaban Mesir kuno, yakni tahun 3000 SM. Bangsa Mesir menggunakan ukiran rahasia yang disebut dengan hieroglyphics untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang yang berhak.

 

Awal tahun 400 SM bangsa Spartan di Yunani memanfaatkan kriptografi di bidang militer dengan menggunakan alat yang disebut scytale, yakni pita panjang berbahan daun papyrus yang dibaca dengan cara digulungkan ke sebatang silinder. Sedangkan peradaban Cina dan Jepang menemukan kriptografi pada abad 15 M.

 

Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin intens karena pertimbangan stabilitas negara. Meski teknik yang digunakan tak serumit Yunani, namun untuk memahami pesan kriptografi dari masa Romawi terbilang cukup sulit untuk dikerjakan.

 

Peradaban Islam juga menemukan kriptografi karena penguasaannya terhadap matematika, statistik, dan linguistik. Bahkan teknik kriptanalisis dipaparkan untuk pertama kalinya pada abad 9 M oleh seorang ilmuwan bernama Abu Yusuf Ya’qub ibn ‘Ishaq as-Shabbah al Kindi atau dikenal dengan Al-Kindi yang menulis kitab tentang seni memecahkan kode. Kitabnya berjudul Risalah fi Istikhraj al-Mu’amma (Manuskrip untuk memecahkan pesan-pesan Kriptografi). Terinspirasi dari perulangan huruf dalam Al-Qur’an, Al-Kindi menemukan teknik analisis frekuensi, yakni teknik untuk memecahkan ciphertext berdasarkan frekuensi kemunculan karakter pada sebuah pesan (Wirdasari, 2008).

 

Tujuan Kriptografi

1.            Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.

 

2.            Integritas data, berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.

 

3.            Autentikasi, berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.

 

4.            Non-repudiasi, atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.

 

Kriptografi Proses

Enkripsi

Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses menjadikan pesan yang dapat dibaca (plaintext) menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca (ciphertext).

 

Dekripsi

Dekripsi merupakan proses kebalikan dari enkripsi dimana proses ini akan mengubah ciphertext menjadi plaintext dengan menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key yang sama.

 

Kunci Algoritma Kriptografi

Block Cipher

Informasi / data yang hendak dikirim dalam bentuk blok –blok besar (misalkan 64 - bit) dimana blok –blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok –blok yang berukuran sama juga.

 

Stream Cipher

Informasi / data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok – blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter per–satuan waktu proses, menggunakan transformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.

 

Algoritma Kriptografi Hybrid

Algoritma hibrid adalah algoritma yang memanfaatkan dua tingkatan kunci, yaitu kunci rahasia (simetri atau session key) untuk enkripsi data dan pasangan kunci rahasia kunci publik untuk pemberian tanda tangan digital serta melindungi kunci simetri.

 

Sistem ini menggabungkan chiper simetrik dan asimetrik. Prosesnya dimulai dengan negosiasi menggunakan chiper asimetrik dimana kedua belah pihak setuju dengan private key/session key yang akan dipakai. Kemudian session key digunakan dengan teknik chiper simetrik untuk mengenkripsi conversation ataupun tukar-menukar data selanjutnya. Suatu session key hanya dipakai sekali sesi untuk sesi selanjutnya harus dibuat lagi.

 

Proses Kriptografi Hybrid

1. Pendistribusian Key

Dalam pendistribusian key dapat dilakukan dengan bermacam cara misalnya download, diberikan secara langsung, dsb. Untuk mencegah pemalsuan key oleh pihak ketiga maka diperlukan adanya certificate.

 

2. Protokol Penyetujuan Key

Disebut juga dengan protokol pertukaran key adalah suatu sistem dimana dua pihak bernegosiasi untuk menemukan secret value. Contohnya yaitu SSL (Secure Socket Layer).

 

3. Integritas Data

Untuk meyakinkan suatu data yang diterima dari pihak ketiga apakah data tersebut bukan data asli atau data yang berbahaya karena telah dirubah oleh pihak ketiga yang bermaksud tidak baik maka diperlukan adanya autentikasi. Autentikasi suatu data/dokumen dapat dilakukan dengan cara mengecek message digest-nya (MD). MD dibuat dengan cara memproses data/dokumen tersebut dengan suatu algoritma tertentu. MD akan disertakan bersama data/dokumen tersebut.

 

Teknik Dasar Kriptograf

1. Substitusi

Sandi substitusi adalah jenis metode enkripsi dimana setiap satuan pada teks terang digantikan oleh teks tersandi dengan sistem yang teratur. Metode penyandian substitusi telah dipakai dari zaman dulu (kriptografi klasik) hingga kini (kriptografi modern). Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk keperluan decrypt.  Bila tabel substitusi dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak berhak.

 

2. Blocking

Sistem enkripsi ini terkadang membagi plaintext menjadi beberapa blok yang terdiri dari beberapa karakter, kemudian di enkripsikan secara independen. Caranya yaitu plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya.

 

3. Permutasi

Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.

 

4. Ekspansi

Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu.  Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Jika suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”.

 

5. Pemampatan

Pada pemampatan, sebuah pesan akan dibagi sesuai dengan aturan pembuat pesan. Dimana setiap beberapa huruf/karakter biasanya akan diberikan sebuah batasan. Pada batasan tersebut nantinya ada karakter yang dihalangkan. Setelah dihilangkan pesan akan dimampatkan. Setelah pesan dimampatkan, pesan akan digabungkan antara pesan yang akan dimampatkan dan pesan yang hilang tadi. Biasanya pesan tersebut dihubungkan dengan tanda "&" atau "*" sebagai pembeda/kode antara pesan yang dihilangkan dan pesan yang dimampatkan.

 

Mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, sekian dan Terima Kasih.


Daftar link teman - teman kelas D klik disini 

source :

qwords.com

aliyhafiz.com

shindyac.wordpress.com

satrioprmbd.blogspot.com

Komentar

Postingan Populer